Assalamu
Alaikum Wr. Wb
Selamat
Datang di Blogger yang sederhana ini, dan saya selaku admin, mengucapkan banyak
terima kasih, atas kunjungan anda ..
Saya
hanya menuliskan sedikit Artikel atau penyampai yg mungkin menjadi sebuah pengetahuan
maupun motivasi bagi anda.
|
Kawali (Badik) adalah senjata penikam tradisional
khas bangsa bugis. Orang bugis sendiri menyebutnya dengan beberapa nama,
seperti tappi (yang diselip), gajang (penikam), dan kebanyakan
disebut kawali.
Badik yang sejati terbuat dari batu meteor, Empu
pembuat badik bukanlah pembentuk pamor, sebab aura pamor akan muncul sendiri
pasca penempaan. Pamor inilah yang konon menimbulkan efek magis pada
badik. Badik yang bagus adalah badik yang memiliki koneksi yang intim dengan
pemiliknya. Semacama persenyawaan. Makanya, badik tidak pernah diperjual belikan,
hanya diwariskan. Karena akan menimbulkan bencana bagi mereka yang memilikinya
tanpa koneksi bathiniah.
Proses pembuatan kawali berlangsung dalam suatu
suasana ritual. Kawali yang dibuat tanpa upacara ritual, maka kawali itu
pamornya sama saja dengan pisau biasa. Pembuatan sebilah kawali umumnya selesai
dalam tujuh hari. Namun, karena pembuatannya hanya dilakukan pada hari Jumat,
maka satu kawali dengan pamor yang diharapkan akan selesai dalam tujuh hari
Jumat berarti membutuhkan waktu 49 hari. Selama berlangsungnya pembuatan kawali,
empu pembuat kawali terus-menerus berzikir. Tanpa zikir, biasanya pamor yang
muncul dari badik yang dibuat membawa masalah sehingga pemiliknya justru
tertikam, atau usahanya gagal, atau selalu sakit-sakitan.
Pesan dari A. Baso Bone Mappasisi “Ketika kau
menggunakan kawali/badik dengan sebenar-benarnya kau sesungguhnya telah
menjaga siri’ (norma),
lalu andi asriady dwi harjaya mengatakan, Kawali itulah jawaban atas siri’, Ketika tidak ada jalan dan kita benar-benar
terdesak, Inilah kawali, yang dipakai melumpuhkan
lawan kita!
“Besi dan manusia tak terpisahkan...” Diyakini sebelum besi diturunkan kebumi, besi dan manusia
telah bersumpah saling menjaga di hadapan sang pencipta
Siapapun yang tidak paham akan keberadaan (besi),
minumlah darahnya,sayatlah daginnya,remukkan tulangnya,
jangan pernah engkau besi murka pada manusia yang paham
keberadaanmu..
“Ketika engkau murka kau akan meretas seperti telur,
pecah seperti beling, kau akan hancur
seperti debu, pijakanmu pasti akan goyah dan tempatmu
berpegang akan terlepas ketika kau masih mencoba untuk menggapainya karena sesungguhnya kita berasal dari tuhan dan nabi yang
sama”
Andi petta pabbangkunge berkata: “Ketika besi hendak
diturunkan ke bumi manusia pun berbicara kepada besi, Dia berkata : “Mari kita
bersama-sama menghadap keutusan-Nya berikrar setia untuk turun kemuka bumi”.
Engkau besi akan meleh dan mencair ketika engkau
bertemu api dan tuanmu yang sebenarnya!
Di dalam pandangan islam, besi merupakan anugerah
yang suci, didalam al-quran terdapat surat al-hadid yg menjelaskan keutamaan
besi di ciptakan untuk umat manusia
Dan sudah menjadi suatu
tradisi di tanah Bugis, bahwasanya seorang
yang lahir akan di beri kawali sebagai lise’ baku-baku (cendramata awal), hal tersebut dimaknai dengan “penjaga diri” supaya
sang anak bayi kelak ketika ia tumbuh beranjak dewasa ia akan memiliki wawasan
yang “tajam” seperti tajamnya mata kawali.
Pesan orang tua
andi asriady dwi harjaya berkata: ”Kawali itulah
yang menjadi penggenap tulang rusukmu yang kurang, karena setiap kaum adam pasti memiliki tulang rusuk yang jumlahnya ganjil, jadi kawali
itulah yg menggenapkannya.
Kawali memang sudah menjadi identitas seorang
laki-laki bugis, menjadi lambang kedewasaan, kesatriaan, keberanian dan tanggungjawab. Begitupun kewibawaan sang
pemimpin.
Kawali merupakan sebuah simbol keberanian, Akan tetapi
“keberanian” yang dimaksud disini adalah “keberanian” atas kebenaran
sesungguhnya, bukan “keberanian”
tindakan-tindakan yang tidak benar. Kawali dianggap
al-zimat dan “pengawal diri” pengawal atas penegak budaya “siri” yang kita pahami,
mengapa demikian ? Karena.. budaya
siri’ merupakan harta terbesar kita menjalani hidup dimuka bumi ini.
Ketika
beberapa jenis pusaka saling ber-komunikasi : kawali luwu, malela, tubang, gencong, arajang
dan waselanganro:
Berkatalah kawali luwu: ”Siapapun
tuanku, maka tuanku akan menjadi sosok yang berberpengaruh dan disegani..
Kemudian Kawali malela berkata: ”Sayalah yang
paling ampuh dengan izin allah swt , ibaratnya saya ini seekor cicak .. Musuhku
akan mati hanya dengan sekali jilatan lidahku.
Kemudian Kawali tubang berkata:
”Sayalah hasil ciptaan Tuhan yang
paling ampuh, Atas kuasaNya.. Tuanku akan terhindar dari marabahaya ketika
ia selalu bersamaku.
Kemudian Kawali gecong berkata: ”Sayalah hasil
ciptaan tuhan yang paling ampuh, Ketika saya besama tuanku tidak akan mati, Sekalipun
ia telah bersimbah darah.
Kemudian Kawali arajang berkata: ”Sayalah hasil
ciptaan tuhan yang paling sempurna, Karena sebagai pengingat manusia atas
kebesaran Tuhan..
Kemudian Kawali waselaganro berkata: ”Saya belum
mengakui kehebatan kalian semua, karena, Tidak akan pernah ada yang mampu
menumbangkan pohon walenreng di luwu, seandainya saya
tidak diturunkan dari dunia atas
menuju dunia bawah (muka bumi).
Untuk menguji karakter sebuah kawali, ialah dengan
cara memegang bagian ujungnya dengan ujung jari. Bila terasa sejuk, itulah
badik untuk perdamaian dan kesejahteraan. Namun, bila terasa panas, apalagi
sakit di ujung jari, maka itulah jenis badik pembunuh.
Bagi orang Bugis, menghunus Badik dari sarungnya
hanya boleh dalam keadaan yang dianggap diluar dari kuasa pemegang
badiknya, Bila lawan tidak lagi memberikan peluang untuk berdamai. “Sebab
sekali badik keluar dari sarungnya, pantang disarungkan kembali sebelum
BERLUMURAN DARAH.”
Mungkin sangatlah singkat apa yang saya tuliskan, Namun saya berharap
semoga ini bisa menambah wawasan kita tentang arti dari Badik tersebut, supaya
kita tidak menyala gunakannya untuk memakai menikam seseorang yang tak bersalah
, Badik awalnya dijadikan al zimat oleh para pendahulu kita dan hanya bisa dilepaskan
dari sarungnya jika memang keadaan kita terdesak dan tidak ada peluang lagi
untuk berdamai, kritik dan Sarannya saya sangat mengharapkan dari Anda, jika
terdapat kesalahan dalam pembahasan tersebut ataukah penyampaian di harapkan kritikannya. Terima
kasih
Wallahul Muafiq Ia Aqmuthtariq
Summassalamu Alaikum Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar