Minggu, 19 Februari 2017

PERJUANGAN DI MASA KECIL


Sewaktu kecil aku sering bermain kemanapun itu asalkan kutemukan keseruan dan kebahagiaan. Aku dan teman – temanku kebetulan menyukai berpetualangan mengelilingi kebun - kebun yang memiliki banyak bambu kelihatannya seperti hutan rimba, kami seakan – akan bagaikan sang penjelajah alam sejati. Buisss.... Selalu ingin mencari hal-hal yang baru, hehehe.. kedengarannya sedikit lebay sih, Namun realitasnya memang seperti itulah yang kami alami, kami terkadang juga memakan buah – buahan apa saja yang menurut kami pantas untuk di santap ketika perut kami mulai kelaparan meskipun itu haram, sebab kami mengambil buah - buahan itu tanpa seizin pemilik kebun, Begitulah kelakukan kami semasa kecil terkadang nakal, terkadang juga kesalehan banget, hehehehe....
Ada suatu ketika dimana aku dan teman-temanku mengambil buah mangga di sekitar area masjid di kompleks perumahan yang kami tempati, Lalu tiba-tiba sosok wanita tua sekaligus pemilik pohon mangga datang menghampiri kami dengan raut wajah yang begitu tampak emosi dan membara lantas melempari kami dengan batu yang begitu bertubi – tubi , dan kami semua lari bertebaran karna merasa takut akan lemparan batu itu, ternyata eh ternyata seorang dari kami masih ada di atas pohon menyelinap dan tiba-tiba teman kami yang satu ini dengan spontan dan refleksnya dia melompat dari pohon yang tingginnya kira-kira 4 meter lah. Demi keselamatan menghindari gencatan batu dari sang pemilik mangga tadi, Namun teman kami itu kepalanya agak miring, tak mau tegak lurus, kami berfikiran bahwa lehernya mengalami cedera, saat lompat dari pohon mangga tadi, namun dia tetap berlari pontang – panting meskipun dia cedera, berusaha menyelamatkan diri. Hehehe.. kasian nasibmu kawan “ujar kataku....
Setelah itu kami melanjutkan ekspedisi kesungai untuk berenang-renang, menurut kami sungai di depan kompleks kami itu adalah permandian yang alami dan istimewa tidak seperti tempat permandian yang lain, Buiss.. hehehehe... Setelah 2 jam lamanya kami menikmati keseruan di air sungai, datanglah seorang tukang kebun menghapiri kami dengan membawa kayu yang panjang dan besar entah itu untuk apa tapi kami berfikir bahwa kayu itu pasti buat kami karna kesalahan yang kami buat meskipun kami belum tahu sebab  akibatnya, kami pun berlarian kocar-kacir ada yang lupa memakai celana , ada juga yang pake baju namun tak memakai celanan dan lucunya lagi ada yang telanjang bulat saat berlari, hehehehe.. (masih kecil kan belum tahu rasa malu).. Namun ada teman kami yang sudah tua dia tidak ikut berlari dia sempat bercekcokan mulut dengan tukang kebun itu, ternyata eh ternyata setelah di telusuri dan diamati secara kaca pembesar, Buisss.. (kata - katanya sangat ilmiah bro) hehehe
Ternyata tukang kebun ini marah dikarena dia tidak terima tanamanya kami injak-injak dan akhirnya rusak itu karena ulah kami.
Pernah suatu saat aku mengalami suatu kejadian yang sangat menyedihkan, Buuisss hehehe.. yaitu saat mengambil buah kadungdung, Orang Bugis mengatakan buah kadongdong, saat itu malam hari sehabis shalat isya kami berempat, saat itu kami berjalan – jalan namun tiba – tiba terlintas didalam benak seorang teman ingin mengambil buah kadungdung dan kami pun menyusun sebuah strategi yang satu manjat keatas pohon dan yang tiganya  itu termasuk aku dibawah pohon menunggu hasil umpangan dari atas, Namun tak lama kita berusaha mengambil buah kadungdung itu, mengapa tak di duga sama sekali tiba-tiba datanglah seorang bapak - bapak dengan wajah yang buram dan membara, saat itu kalau tidak salah, ia tidak memakai baju hanya dengan sarung, dan kami pun berlarian, teman kami yang diatas pohon ternyata sepedanya tidak sempat dia ambil dan mengapa sependanya itu pun di sandera oleh pemilik pohon kadungdung tadi, kami berempat merasa kebingunan untuk meloloskan sepeda teman kami, tiba – tiba saat itu hujan turun setes demi setetes, dan mengapa tiba-tiba temanku pun menangis, dia betul –betul nangis buisss... hati nuraninya yang bergerak coy, sampai – sampai air matanya itu tak bisa dia tahan lagi dan akhirnya jatuh mengenai pipinya turun keseluruh tubuhnya dan sampai meneteskan ketanah.. hehehehe sangat sedih juga Broo.....

Dan teman saya yang satu ini lagi ikut menangis dia juga betul – betul nangis menesteskan air mata yang begitu banyak sebanyak rintian hujan yang mengguyur badan kami waktu itu. Dan teman saya yang satu ini lagi tiba – tiba lari pulang kerumahnya dia tidak setia kawan, dengan jiwanya yang begitu santai berlari, dan mencoba lari dari kenyataan, Setelah itu teman kami yang sepedanya tadi disandera lalu pergi menghampiri sang pemilik kadungdung tersebut dan menangis betul –betul nangis meminta maaf atas kelakuannya itu sambil mengangkat kedua tangan menghadap kedepan dan mengatakan dari hatinya yang sangat mendalam, Buiss hehehe “ Maafkan aku pak yang telah mengambil buah kadungdung tanpa seizin bapak toloooong.... maafkanlah aku dan tolooonglah... bebaskan sepedaku, soalnya jika orang tuaku tahu tentang ini habislah aku, dan cuman sepeda itulah sebagai alat transportasi aku untuk kesekolah, Lantas tiba – tiba sang pemilik kadungdung itu merasa kasihan mendengarkan kaat maaf dari teman kami, lalu ia melepaskan sepeda teman kami. Dan sang pemilik buah kadungdung berkata “ Jangan kamu mengulangi hal seperti ini anak, tidak baik sama halnya kau mencuri, kalau memang kamu lagi pengen memakan buah kadungdung ini mintalah baik – baik. Jangan mengambilnya tanpa seizin. Jadikanlah ini pelajaran buatmu nak supaya kamu tidak mengulangi lagi”.  Cumi – cumi makan terasi cukup sekian dan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDIVIDU BEBAS MENCAPAI KEBEBASAN

Perdamaian tidak akan ada di dunia kecuali apabila setiap individu bisa bedamai dengan diri sendiri. Seorang individu tidak akan dapat ...