Sewaktu
kecil aku sering bermain kemanapun itu asalkan kutemukan keseruan dan
kebahagiaan. Aku dan teman – temanku kebetulan menyukai berpetualangan
mengelilingi kebun - kebun yang memiliki banyak bambu kelihatannya seperti
hutan rimba, kami seakan – akan bagaikan sang penjelajah alam sejati.
Buisss.... Selalu ingin mencari hal-hal yang baru, hehehe.. kedengarannya
sedikit lebay sih, Namun realitasnya memang seperti itulah yang kami alami,
kami terkadang juga memakan buah – buahan apa saja yang menurut kami pantas
untuk di santap ketika perut kami mulai kelaparan meskipun itu haram, sebab
kami mengambil buah - buahan itu tanpa seizin pemilik kebun, Begitulah
kelakukan kami semasa kecil terkadang nakal, terkadang juga kesalehan banget,
hehehehe....
Ada
suatu ketika dimana aku dan teman-temanku mengambil buah mangga di sekitar area
masjid di kompleks perumahan yang kami tempati, Lalu tiba-tiba sosok wanita tua
sekaligus pemilik pohon mangga datang menghampiri kami dengan raut wajah yang begitu
tampak emosi dan membara lantas melempari kami dengan batu yang begitu bertubi
– tubi , dan kami semua lari bertebaran karna merasa takut akan lemparan batu
itu, ternyata eh ternyata seorang dari kami masih ada di atas pohon menyelinap dan
tiba-tiba teman kami yang satu ini dengan spontan dan refleksnya dia melompat
dari pohon yang tingginnya kira-kira 4 meter lah. Demi keselamatan menghindari
gencatan batu dari sang pemilik mangga tadi, Namun teman kami itu kepalanya
agak miring, tak mau tegak lurus, kami berfikiran bahwa lehernya mengalami
cedera, saat lompat dari pohon mangga tadi, namun dia tetap berlari pontang –
panting meskipun dia cedera, berusaha menyelamatkan diri. Hehehe.. kasian
nasibmu kawan “ujar kataku....
Setelah
itu kami melanjutkan ekspedisi kesungai untuk berenang-renang, menurut kami
sungai di depan kompleks kami itu adalah permandian yang alami dan istimewa
tidak seperti tempat permandian yang lain, Buiss.. hehehehe... Setelah 2 jam
lamanya kami menikmati keseruan di air sungai, datanglah seorang tukang kebun
menghapiri kami dengan membawa kayu yang panjang dan besar entah itu untuk apa
tapi kami berfikir bahwa kayu itu pasti buat kami karna kesalahan yang kami
buat meskipun kami belum tahu sebab
akibatnya, kami pun berlarian kocar-kacir ada yang lupa memakai celana ,
ada juga yang pake baju namun tak memakai celanan dan lucunya lagi ada yang
telanjang bulat saat berlari, hehehehe.. (masih kecil kan belum tahu rasa
malu).. Namun ada teman kami yang sudah tua dia tidak ikut berlari dia sempat
bercekcokan mulut dengan tukang kebun itu, ternyata eh ternyata setelah di
telusuri dan diamati secara kaca pembesar, Buisss.. (kata - katanya sangat
ilmiah bro) hehehe
Ternyata
tukang kebun ini marah dikarena dia tidak terima tanamanya kami injak-injak dan
akhirnya rusak itu karena ulah kami.
Pernah
suatu saat aku mengalami suatu kejadian yang sangat menyedihkan, Buuisss hehehe..
yaitu saat mengambil buah kadungdung, Orang Bugis mengatakan buah kadongdong,
saat itu malam hari sehabis shalat isya kami berempat, saat itu kami berjalan –
jalan namun tiba – tiba terlintas didalam benak seorang teman ingin mengambil
buah kadungdung dan kami pun menyusun sebuah strategi yang satu manjat keatas
pohon dan yang tiganya itu termasuk aku
dibawah pohon menunggu hasil umpangan dari atas, Namun tak lama kita berusaha
mengambil buah kadungdung itu, mengapa tak di duga sama sekali tiba-tiba
datanglah seorang bapak - bapak dengan wajah yang buram dan membara, saat itu
kalau tidak salah, ia tidak memakai baju hanya dengan sarung, dan kami pun berlarian,
teman kami yang diatas pohon ternyata sepedanya tidak sempat dia ambil dan mengapa
sependanya itu pun di sandera oleh pemilik pohon kadungdung tadi, kami berempat
merasa kebingunan untuk meloloskan sepeda teman kami, tiba – tiba saat itu
hujan turun setes demi setetes, dan mengapa tiba-tiba temanku pun menangis, dia
betul –betul nangis buisss... hati nuraninya yang bergerak coy, sampai – sampai
air matanya itu tak bisa dia tahan lagi dan akhirnya jatuh mengenai pipinya
turun keseluruh tubuhnya dan sampai meneteskan ketanah.. hehehehe sangat sedih
juga Broo.....
Dan
teman saya yang satu ini lagi ikut menangis dia juga betul – betul nangis
menesteskan air mata yang begitu banyak sebanyak rintian hujan yang mengguyur
badan kami waktu itu. Dan teman saya yang satu ini lagi tiba – tiba lari pulang
kerumahnya dia tidak setia kawan, dengan jiwanya yang begitu santai berlari,
dan mencoba lari dari kenyataan, Setelah itu teman kami yang sepedanya tadi disandera
lalu pergi menghampiri sang pemilik kadungdung tersebut dan menangis betul
–betul nangis meminta maaf atas kelakuannya itu sambil mengangkat kedua tangan
menghadap kedepan dan mengatakan dari hatinya yang sangat mendalam, Buiss
hehehe “ Maafkan aku pak yang telah mengambil buah kadungdung tanpa seizin
bapak toloooong.... maafkanlah aku dan tolooonglah... bebaskan sepedaku,
soalnya jika orang tuaku tahu tentang ini habislah aku, dan cuman sepeda itulah
sebagai alat transportasi aku untuk kesekolah, Lantas tiba – tiba sang pemilik
kadungdung itu merasa kasihan mendengarkan kaat maaf dari teman kami, lalu ia
melepaskan sepeda teman kami. Dan sang pemilik buah kadungdung berkata “ Jangan
kamu mengulangi hal seperti ini anak, tidak baik sama halnya kau mencuri, kalau
memang kamu lagi pengen memakan buah kadungdung ini mintalah baik – baik.
Jangan mengambilnya tanpa seizin. Jadikanlah ini pelajaran buatmu nak supaya
kamu tidak mengulangi lagi”. Cumi
– cumi makan terasi cukup sekian dan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar